Sorotan Publik Memantik Kepedulian Bupati

Berita, OPINI400 Dilihat
banner 728x90

Oleh : Ramdan Buhang

Kisah pilu Ibu Salma, petugas kebersihan yang dipecat setelah 15 tahun mengabdi, menjadi sorotan publik. Tulisan saya yang dipublis binadow.id pada 8 Mei 2024 itu, memicu kegaduhan jagat maya Bolmut. Memang, tulisan itu ibarat pedang bermata dua, mengungkap kebenaran namun juga memancing emosi.

Saya menyadari bahwa artikel itu telah menjadi bola liar yang bergerak tanpa arah tidak terkendali, memengaruhi pikiran dan emosi dengan kekuatan yang sama seperti pedang, memotong dan mengubah arah situasi. Namun, sebagai seorang jurnalis, saya dituntut harus mengutamakan kejujuran dalam menyampaikan informasi.

Meski menuai kontroversi, tulisan tersebut berhasil menarik perhatian terhadap ketidakadilan yang dialami Ibu Salma dan kawan-kawan. Dan, inilah yang kemudian mendorong Bupati Bolmut, Dr. Sirajudin Lasena, untuk turun tangan.

Tindakan Bupati menemui Ibu Salma secara langsung patut diapresiasi. Ini menunjukkan beliau sebagai pemimpin yang tanggap dan peduli terhadap rakyatnya. Beliau tidak sekedar bersimpati, namun juga mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Ibu Salma.

Pertemuan antara Bupati dan Ibu Salma tidak sebatas berbasa-basi. Beliau memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup meninjau kembali kasus pemecatan Ibu Salma CS. Tujuannya jelas, memastikan hak-hak petugas kebersihan terpenuhi dan keadilan ditegakkan, Ini tidak hanya bentuk kepedulian, tetapi juga upaya untuk mengembalikan harapan dan semangat Ibu Salma CS.

Jurnalisme: Membuka Mata dan Menuntut Keadilan

Kasus Ibu Salma menjadi contoh nyata kekuatan jurnalisme. Media massa mampu menjadi corong bagi mereka yang suaranya tidak didengar. Keberanian media dalam menyuarakan kebenaran membuka mata publik dan mendorong lahirnya solusi.

Namun, penting untuk diingat bahwa jurnalisme juga dituntut untuk bersikap objektif dan berimbang. Kontroversi yang muncul dari tulisan awal bisa menjadi pelajaran berharga.

Kisah Ibu Salma menyentuh sanubari kita semua. Ini menjadi momentum untuk introspeksi agar kasus serupa tidak terulang dikemudian hari.

“Jangan ada Sejengkal Tanah dan Seorang Manusipun Yang termarginalkan di Negeri ini”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *